Dinkes Sangihe Tindaklanjuti Surat Edaran Kemenkes RI, Waspadai Lonjakan Kasus Pneumonia

BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Sangihe, dr Handry Pasandaran mengungkapkan bahwa saat ini Dinkesda Sangihe telah menindaklanjuti surat edaran dari Kementerian Kesehatan RI terkait melonjaknya kasus Pneumonia yang dicurigai mulai masuk ke Indonesia.

“Saat ini Dinkesda Sangihe bersama seluruh fasilitas kesehatan yang ada di bawahnya, yaitu 17 Puskesmas dan 2 Rumah sakit, sudah menindaklanjuti surat edaran dari Kementerian Kesehatan terkait dengan mulai melonjaknya kasus Pneumoniae, yang awalnya tidak teridentifikasi penyebabnya di China pada sekitar awal November atau akhir Oktober 2023 lalu, yang diwaspadai sudah mulai masuk ke Indonesia,” ungkap Pasandaran, saat dikonfirmasi, Selasa (12/12/2023).

Menurut Pasandaran, Pneumonia ini bukanlah kasus yang baru, sejak dulu sudah ada, misalnya Mycroplasma Pneumonia, Pneumonia yang disebabkan Adenovirus, dan ada juga Pneumonia karena virus influenza kemudian disertai dengan infeksi bakterial yang lain.

“Pneumonia atau radang paru pada anak ini bukan kasus baru seperti halnya Covid, ini kasus lama sejak dahulu sudah ada, hanya yang patut diwaspadai adalah ketika kasus lonjakannya meningkat, jangan sampai terjadi wabah yang seperti dihadapi oleh China saat ini, jadi sekali lagi pneumonia ini bukan kasus wabah yang jenis baru tetapi memang dia sudah pernah ada sejak lama,” terang Pasandaran lagi.

Lanjut Pasandaran, di Indonesia belum ada laporan resmi yang menyatakan sudah ada lonjakan kasus yang sangat tinggi seperti halnya kasus Covid-19 dulu, demikian pula di Kabupaten Sangihe.

“Kasus pneumonia memang ada dirumah sakit namun pneumonia yang tidak teridentifikasi yang sifatnya seperti di China itu belum ada informasinya. Umumnya penyebabnya bisa diketahui dengan jelas, terus jumlah kasusnya tidak ada lonjakan,” sebut dia.

Namun, pihaknya tetap waspada disebabkan kasus ini sudah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang saat ini juga menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan melalui Dirjen B2.

“Jadi sudah ada edaran juga ke Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten, dan surat edaran itu juga sudah kami teruskan ke 17 Puskesmas dan dua rumah sakit yang ada di Kabupaten Sangihe,” tukas dia.

Lanjut Pasandaran lagi, yang perlu diwaspadai saat ini dalam masa perayaan Natal dan Tahun baru (Nataru), dimana ada arus mudik dengan jumlah besar dari dalam maupun keluar wilayah Sangihe.

“Salah satunya adalah bagaimana kita tetap waspada terutama di masa Natal dan Tahun baru ini, masa dimana seperti halnya Idul Fitri begitu juga Natal dan Tahun baru yaitu arus masyarakat masuk maupun keluar dari daerah kita, melalui jalur udara maupun laut jumlahnya itu pasti intens meningkat,” ucap dia.

“Dan dalam kondisi yang mungkin orang bepergian dari luar daerah bisa saja tertular, terutama kita antisipasi pada kelompok anak karena pneumonia ini paling banyak menyerang justru pada anak umur 8 sampai 13 tahun,” tutur dia.

Ditambahkan dia, bahwa bicara soal tindaklanjut wasapada, dimana pihak Dinkes Sangihe setiap minggu selalu meminta laporan, dimana dari laporan tersebut dapat diketahui jika ada terjadi lonjakan kasus.

“Jadi sekiranya, kami bicara waspada kami tiap minggu meminta laporan, misalnya tiba-tiba minggu lalu ada kasus Pneumonia, katakanlah hanya 4 kasus lalu tiba-tiba tiap minggu terjadi lonjakan bahkan lebih dari 40% jumlah kasus, jadi kita anggap itu sebagai kejadian luar biasa bisa,” tukas dia.

Pasandaran juga menjelaskan terkait gejala Pneumonia, dimana menurutnya jika tubuh anak mengalami panas yang tinggi, kemudian setelah demam itu biasanya ditandai dengan gejala sesak nafas, batuk bahkan pada kondisi tertentu bisa sampai pada radang hingga komplikasi ke otak.

“Setiap orang dengan panas dan batuk serta sesak nafas bisa dijadikan sebagai tanda awal adanya suatu pneumonia, walaupun belum tentu semua gejala itu dikatakan Pneumonia. Kita butuh lanjutan pemeriksaan, paling tidak harus dilakukan x-ray, nantinya kita lihat kondisi foto, sel darahnya apakah ada tanda-tanda peradangan atau infeksi,” jelas dia lagi.

Dirinya juga mengimbau agar masyarakat tetap menggunakan masker saat berada dalam kerumunan banyak orang.

“Pengalaman dengan mobilisasi orang banyak sebenarnya hampir sama, karena ini penyakit tertular melalui infeksi saluran nafas, jadi protokol kesehatan Covid itu bisa kita adopsi. Atau perilaku hidup bersih dan sehat. Kalau kita ke tempat kerumunan banyak orang tetap menggunakan masker. Apabila ada anggota keluarga yang flu dan pilek dirumah, sebaiknya memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan,” tutup dia.