BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe mencatat, penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronis menempati urutan tertinggi angka kematian pada tahun 2024. Dari total 250 pasien yang terdata, sebanyak 53 pasien meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 21,20 persen.
Rinciannya, pasien laki-laki berjumlah 143 orang dan perempuan 107 orang. Kepala Dinas Kesehatan Daerah, dr Handry Pasandaran, menjelaskan bahwa gagal ginjal kronis dipicu oleh berbagai faktor, terutama pola hidup tidak sehat.
“Penyakit gagal ginjal ini disebabkan oleh faktor prerenal, yaitu penurunan fungsi ginjal akibat kebiasaan makan dan minum yang tidak sehat. Misalnya konsumsi berlebihan makanan berkarbohidrat, protein, maupun lemak. Selain itu, penggunaan obat-obatan penghilang nyeri secara berlebihan, diabetes, asam urat, hingga hipertensi yang tidak terkontrol juga dapat merusak ginjal,” jelas Pasandaran.
Ia menambahkan, banyak pasien baru datang berobat setelah memasuki stadium lanjut (stadium 4 atau 5). Kondisi tersebut sering berujung pada keharusan menjalani hemodialisis atau cuci darah.
“Prognosis atau harapan hidup pasien semakin kecil jika datang dalam kondisi stadium lanjut,” katanya.
Meski fasilitas hemodialisis sudah tersedia di RSUD Liun Kendage Tahuna, Pasandaran menekankan pentingnya upaya promotif dan preventif untuk menekan angka kasus gagal ginjal.
“Kita harus mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi makanan bergizi seimbang, serta olahraga yang cukup. Selain itu, masyarakat diharapkan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali,” ujarnya.
Menurutnya, pemeriksaan rutin dapat mendeteksi lebih dini penyakit seperti hipertensi maupun diabetes sehingga risiko kerusakan ginjal bisa ditekan.
“Jangan menunggu sakit baru mencari fasilitas kesehatan. Saat sudah stadium lanjut, ginjal biasanya tidak bisa ditolong lagi dan hanya bergantung pada cuci darah,” pungkasnya.
