BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Di Kabupaten Sangihe, memilih pasangan dr. Rinny Tamuntuan-Mario Seliang (Tamang) bagi masyarakat nelayan setara dengan memilih kehidupan.
Demikian ungkapan Irwan Tampilang salah seorang nelayan asal Nanedakele, Kecamatan Nusa Tabukan. Dimana baginya, melaut kini bukan sekadar rutinitas, melainkan jalan hidup yang kembali berkilau sejak dr. Rinny Tamuntuan menjabat sebagai Penjabat Bupati Sangihe.
Kebijakan dr. Rinny, yang begitu peduli terhadap kehidupan masyarakat pesisir, telah membawa angin segar bagi para nelayan di wilayah kepulauan ini. Sejak ia memimpin, bantuan berupa perahu dan fasilitas penunjang lainnya mengalir deras ke desa-desa nelayan. Di Nusa Tabukan, di Kahakitang, hingga ke seluruh wilayah pesisir Sangihe, bantuan tersebut membawa semangat baru bagi para nelayan yang menggantungkan hidup dari laut.
Bosman Magawe, nelayan dari kampung Kahakitang, Kecamatan Tatoareng, menceritakan perubahan signifikan yang dirasakan nelayan setempat sejak Rinny Tamuntuan menjabat.
“Nelayan Sangihe kini bisa melihat laut sebagai ruang hidup. Bantuan perahu 5 GT dari Kementerian Sosial yang disalurkan melalui Ibu Rinny benar-benar membantu kami,” ungkapnya penuh syukur.
Program bantuan ini bukanlah yang pertama bagi Tamuntuan. Sebagai mantan Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara, ia telah lama terjun langsung mengkaji kehidupan nelayan di Sangihe. Ia menyadari bahwa meskipun laut Sangihe kaya dengan ikan, kehidupan nelayan masih jauh dari sejahtera.
“Saya punya data tentang kehidupan riil nelayan Sangihe. Di tengah limpahan potensi perikanan yang luar biasa, nelayan kita masih hidup dalam kemiskinan,” katanya.
Sangihe, yang dikenal sebagai negeri ikan, tidak asing dengan julukan tersebut. Laut utara ini memang menjadi rumah bagi tuna, salah satu komoditas utama yang menjadi incaran pasar global. Bahkan, sekitar 80 persen tuna yang diekspor Filipina berasal dari Laut Sangihe-Talaud. Sayangnya, potensi ini belum sepenuhnya termanfaatkan oleh nelayan lokal. Hasil tangkapan dari Sangihe lebih banyak mengalir ke pelabuhan-pelabuhan besar di Filipina selatan, seperti Gensan, meninggalkan nelayan Sangihe dalam keterbatasan.
Kondisi ini membuat hati dr. Rinny Tamuntuan tersentuh. Ia merasa terpanggil untuk mengubah nasib para nelayan Sangihe. Selama masa jabatannya sebagai Penjabat Bupati Sangihe, meski singkat, ia berhasil membuka akses bantuan dari pemerintah pusat dan memulai langkah awal untuk ekspor ikan Sangihe ke pasar internasional.
“Saya merasa beruntung, meski waktu saya terbatas, saya bisa membawa terobosan berupa bantuan perahu dan membuka pintu ekspor ikan. Ini baru awal, saya ingin nelayan Sangihe benar-benar menikmati hasil dari kekayaan laut kita,” ujar Rinny Tamuntuan.
Langkah ini mendapat dukungan luas dari masyarakat, termasuk dari kalangan tokoh masyarakat. Godfried Samalam, seorang tokoh masyarakat Sangihe, menyatakan bahwa Sangihe dan Nusa Utara membutuhkan sosok pemimpin yang memahami pentingnya sektor perikanan dan kelautan.
“Potensi kelautan kita sangat besar, dan di sanalah letak kesejahteraan masyarakat kita. Sayangnya, selama ini perhatian terhadap sektor maritim kurang maksimal,” katanya.
Samalam juga menyoroti ketergantungan Sangihe dan Nusa Utara terhadap pasokan bahan makanan dari luar daerah, sebuah ironi bagi wilayah yang kaya akan sumber daya laut.
“Ini membuktikan bahwa sumber daya di daratan sudah terbatas. Maka, kita perlu pemimpin yang punya visi kuat untuk mengembangkan sektor perikanan,” tambahnya.
Melihat kontestasi politik yang semakin dekat, dengan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sangihe yang dijadwalkan pada November 2024, dr. Rinny Tamuntuan, yang diusung PDI Perjuangan, telah menegaskan bahwa pemajuan sektor perikanan menjadi prioritas utamanya.
“Kita harus memanfaatkan berkah laut ini untuk menopang kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Dengan semua kebijakan dan program yang telah dijalankan, dr. Rinny Tamuntuan semakin dipandang sebagai sosok yang mampu membawa perubahan nyata bagi nelayan dan masyarakat pesisir Sangihe. Harapan pun tumbuh di hati para nelayan, seperti Irwan Tampilang dan Bosman Magawe, bahwa kehidupan mereka akan semakin baik di bawah kepemimpinannya.