‎Penghargaan ini bukan sekadar simbol, melainkan pengakuan nasional atas kiprah seorang pemimpin daerah yang berkomitmen, visioner, dan penuh kepedulian terhadap masyarakat, khususnya para pensiunan ASN yang telah mendedikasikan hidupnya untuk negara.


‎Jejak Kepemimpinan: Dari Minahasa Utara untuk Indonesia

‎Joune Ganda bukan sekadar bupati biasa. Sejak awal masa jabatannya, ia menampilkan wajah kepemimpinan yang berorientasi pada inovasi, pelayanan publik, dan daya saing daerah. Minahasa Utara di tangannya berubah menjadi laboratorium pembangunan daerah yang progresif: mulai dari penguatan infrastruktur, digitalisasi pelayanan publik, pengembangan pariwisata berkelas dunia di KEK Likupang, hingga kebijakan inklusif yang menyentuh kaum muda, petani, nelayan, dan lansia.

‎Khusus bagi para pensiunan ASN, Joune Ganda menunjukkan kepedulian yang jarang terlihat di level pemerintahan daerah. Beliau meyakini, para purna bakti adalah aset bangsa yang harus dihormati, didukung, dan tetap diberi ruang untuk berkontribusi. Visi inilah yang membuat PWRI menilai kepemimpinan Joune Ganda layak diganjar penghargaan tertinggi.

‎Penghargaan yang Sarat Makna

‎Piagam dan Tanda Penghargaan Wredatama Nugraha Utama adalah bentuk apresiasi PWRI kepada tokoh yang memberikan jasa besar dalam pembinaan, pengembangan, serta peningkatan motivasi perjuangan dan pengabdian.

‎Perwakilan PWRI, dalam sambutannya menyebutkan bahwa Joune Ganda adalah contoh nyata pemimpin daerah yang tidak melupakan para pendahulu.

‎“Beliau mampu merangkul semua kalangan, memberi ruang bagi para pensiunan ASN, serta memotivasi mereka untuk tetap berdaya. Kepemimpinan seperti inilah yang kami butuhkan menuju Indonesia Emas 2045,” ucapnya

‎Daya Saing yang Berakar pada Kepedulian

‎Kekuatan terbesar Joune Ganda terletak pada kombinasi antara visi global dan kepedulian lokal. Di satu sisi, ia membangun Minahasa Utara dengan standar internasional: mendorong investasi, mengembangkan pariwisata berkelanjutan, dan memperkuat digitalisasi layanan publik. Di sisi lain, ia tetap menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan — termasuk kelompok lansia yang sering kali terpinggirkan.

‎Filosofinya sederhana namun dalam: pembangunan tanpa kepedulian adalah hampa. Dengan pijakan ini, ia berhasil menjadikan Minahasa Utara sebagai daerah yang berdaya saing, inklusif, dan humanis.

‎Minahasa Utara di Panggung Nasional

‎Keberhasilan Joune Ganda menerima penghargaan ini menempatkan Minahasa Utara di sorotan nasional. Tidak hanya sebagai daerah yang kaya sumber daya alam dan destinasi wisata unggulan, tetapi juga sebagai contoh daerah dengan kepemimpinan yang berkelas, inovatif, dan membumi.

‎Warga Minut patut berbangga, karena sosok bupati mereka kini menjadi ikon kepemimpinan daerah modern: mampu bersaing di tingkat nasional, namun tetap berpijak pada nilai-nilai budaya, solidaritas, dan pelayanan masyarakat.

‎Penghargaan PWRI ini juga menjadi inspirasi bagi kepala daerah di seluruh Indonesia. Bahwa daya saing bukan hanya soal pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik, tetapi juga bagaimana seorang pemimpin memberi ruang bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berkembang — termasuk generasi yang sudah memasuki masa pensiun.

‎Dengan gaya kepemimpinan yang rendah hati namun penuh wibawa, Joune Ganda membuktikan bahwa kepedulian sosial bisa berjalan seiring dengan kemajuan ekonomi.

‎Penghargaan Wredatama Nugraha Utama adalah satu dari sekian banyak prestasi Joune Ganda. Namun lebih dari sekadar penghargaan, ini adalah legitimasi moral dan sosial bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak pemimpin dengan karakter seperti dirinya: visioner, inklusif, humanis, dan berdaya saing global.

‎Bagi masyarakat Minahasa Utara, momen ini adalah bukti bahwa mereka tidak salah memilih pemimpin. Sedangkan bagi Indonesia, Joune Ganda adalah sinyal bahwa masa depan bangsa ada di tangan pemimpin yang berpihak pada rakyat dan berorientasi pada kemajuan.

‎ Joune Ganda, dari Minahasa Utara untuk Indonesia. Pemimpin visioner yang tidak hanya membangun daerah, tetapi juga menginspirasi bangsa.