BPBD Sangihe Salurkan Air Bersih di Dua Kampung Alami Kekeringan, Labesi: Waspada Potensi Karhutla

BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe, Wandu Labesi, mengungkapkan bahwa akibat kondisi kemarau yang dipicu fenomena El Nino, membuat dua kampung di Kabupaten Sangihe mengalami kekeringan.

“Iya, ada dua kampung yang saat ini sudah meminta air bersih, yaitu Kampung Bowongkulu dan Manumpitaeng. Untuk Bowongkulu memang sudah beberapa minggu lalu kami distiribusikan air bersih, sedangkan Kampung Manumpitaeng besok baru mulai di distribusi, ini atas permintaan dari kedua pemerintah kampung tersebut,” jelas Labesi, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (17/10/2023).

Meski demikian, menurut Labesi saat ini pihaknya baru menetapkan status siaga terhadap kondisi kemarau yang terjadi sejak bulan Agustus 2023 ini, belum ditingkatkan ke tanggap darurat.

“Untuk status siaga kekeringan ini artinya, semua komponen pemerintah daerah saat ini sudah bersiap untuk mengintervensi segala sesuatu kemungkinan yang terjadi disebabkan dampak dari kekeringan,” ungkap dia.

Menurut Labesi, yang paling dikhawatirkan jika musim kemarau saat ini, akan melanda hingga ke warga yang ada di pulau-pulau di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.

“Yang paling dikhawatirkan jika terjadi kekeringan di pulau-pulau yang ada di wilayah kabupaten Sangihe. Pastinya kita akan mengalami kesulitan mendistribusi air bersih, karena fasilitas kapal atau armada yang dimiliki oleh Pemda saat ini sangat terbatas,” tukas dia.

“Tapi, kalau memang sudah ada permintaan dari kampung-kampung di kepulauan ya harus dipenuhi apapun kendalanya itu,” tambah dia.

Tidak hanya soal kekurangan air bersih, dampak kemarau ini, lanjut Labesi, bisa saja menimbulkan resiko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), untuk itu dirinya menghimbau terhadap seluruh warga agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.

“Disaat kondisi kemarau ini juga saya menghimbau kepada warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Dengan situasi kemarau dan kondisi angin saat ini cukup kencang, sehingga potensi Karhutla ini bisa saja terjadi,” tutup Labesi.