DBD Tebar Ancaman, RSDLK Tahuna Tangani 15 Kasus, Loris Minta Masyarakat Galakkan 3M Plus

BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Sangihe kembali menebar ancaman bagi masyarakat. Sesuai data yang terangkum, sejak bulan Januari sampai bulan Februari 2023 kasus DBD capai 15 kasus yang saat ini tengah ditangani Rumah Sakit Daerah Liun Kendage (RSDLK) Tahuna.

Direktur RSD Liun Kendage Tahuna, dr Aprikonus Loris, membeberkan dalam 15 kasus DBD ini, masing-masing diderita oleh anak-anak 10 orang dan orang dewasa dengan 5 kasus. Dimana, ada dua pasien yang meinggal dunia, sedangkan yang lainnya dinyatakan sembuh.

“Sejak awal bulan Januari sampai Februari untuk anak-anak kita ada 10 kasus dari 10 kasus itu ada dua yang meninggal karena perjalanan penyakit kemudian untuk yang dewasa sampai saat ini ada lima dan yang dirawat tinggal satu orang,” ungkap Loris, saat dikonfirmasi, Selasa (7/2/2023).

Dikatakannya lagi, bahwa penanganan atau layanan kesehatan di rumah Sakit di dalamnya bagi pasien DBD tetap mengacu standar operasional prosedur (SOP) mulai dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) sampai rawat inap.

“Yang pertama untuk rumah sakit dan sifatnya meskipun kuratif ada juga untuk pencegahan, kalau kuratif semua pasiennya masuk kita terapi mulai dari UGD sampai dengan ruang rawat inap sesuai dengan SOP yang ada. Nah untuk pencegahan semua kejadian yang terjadi di sini sudah kami laporkan tentu saja ke bidang terkait baik ke medical record maupun pelayanan dan dari teman-teman di sini juga sudah melaporkan ke surveilans yang ada di dinas kesehatan,” tukas dia.

Loris berharap dalam pencegahan penyebaran DBD selain layanan kesehatan, masyarakat juga diminta harus proaktif melakukan pencegahan salah satunya menjaga kebersihan lingkungan, disisi lain secepat mungkin datang ke pelayanan kesehatan jika menemui gejala DBD agar segera mendapatkan penanganan.

“Kasus ini sebenarnya sudah lama, yang beberapa kali disampaikan yaitu kebersihan lingkungan, 3M plus tetap digalakkan. Mari kita membersihkan lingkungan masing-masing dan tidak hanya di tempat di mana penderita itu sendiri, sebaiknya dalam lingkup yang lebih besar, apakah itu lingkungan atau satu kampung atau desa atau kelurahan itu untuk melakukan kerja bakti,” tutup dia.