BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Setelah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) atas penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), Kampung Mahengetang Kecamatan Tatoareng, langsung mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Sangihe melalui Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Sangihe.
Dimana pada Selasa (7/2/2023), tim kesehatan bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit dibawah pimpinan Kadinkesda Sangihe, dr Handry Pasandaran, langsung turun ke wilayah tersebut guna melakukan penanggulangan kasus DBD yang beberapa waktu lalu telah menelan korban jiwa.
“Tim Dinkes atas arahan dan petunjuk ibu Penjabat Bupati Sangihe, telah menugaskan tim kesehatan bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit untuk segera melakukan berbagai upaya atau kegiatan penanggulangan dan pencegahan serta pengendalian penyebaran DBD di kampung Mahengetang,” ujar Pasandaran, yang saat itu turun langsung memimpin tim.
Diungkapkan Pasandaran, dalam kunjungan tersebut, tim melaksanakan beberapa kegiatan seperti fogging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti dewas yang menjadi vektor penular virus DBD.
“Kami juga melakukan pemberian bubuk Abate untuk membunuh jentik nyamuk, serta menyerahkan kelambu anti nyamuk bagi masyarakat,” kata dia.
Selain itu, tim kesehatan juga melakukan on site training atau pelatihan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) secara lokal kepada beberapa warga setempat.
“Training Jumantik ini perlu dilakukan, agar warga dapat mengetahui dan mengenali serta mengamati jentik nyamuk Aedes Aegypti serta sekaligus memusnahkan tempat-tempat perkembangbiakan jentik nyamuk tersebut,” ungkap dia.
Lanjut dia, tim juga turut emberikan penyuluhan dan memotivasi baik kepada pemerintah kecamatan dan kampung serta penduduk setempat untuk senantiasa membudayakan gerakan 3M Plus, pemberian bubuk abate, memasang kelambu anti nyamuk di kamar, pemberian obat anti nyamuk dan pemantauan jentik nyamuk secara berkala.
“Yang paling utama untuk mencegah DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk, atau sering disebut dengan 3M plus, dengan menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali, dan mengubur kaleng bekas dan sampah lainnya yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Dikunjungan ini, kami juga melaksanakan kegiatan pengobatan bagi puluhan warga masyarakat kampung Mahengetang yang sakit,” tutup Pasandaran.