Peliput: INNOR
BERITA ONLINE LOKAL, MINUT— Wisata mangrove dapat menjadi alternatif destinasi alam bagi masyarakat. Tak melulu wisata pantai dan gunung, menikmati keindahan hutan mangrove sambil berjalan kaki menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Di salah satu desa di Kabupaten Minahasa Utata, tepatnya di Kecamatan Likupang Barat terdapat sebuah objek wisata yang menawarkan hijaunya pepohonan mangrove. Destinasi wisata ini terletak di Desa Jayakarsa, Propinsi Sulawesi Utara (Sulut), sudah banyak di kunjungi masyarakat berbagai daerah.
Di tempat ini, Anda disuguhkan pepohonan mangrove yang rapat dan pemandangan laut dengan beberapa gugusan pulau-pulau kecil.
Hukum Tua Desa Jayakarsa, Rudison Barahamba menyatakan bahwa, dibangunnya taman wisata mangrove merupakan usulan dari masyarakat yakni kesepakatan bersama melalui Musrenbang desa. Kawasan wisata tersebut akan lebih dikembangkan agar mampu menggerakkan ekonomi masyarakatnya, lewat berjualan kebutuhan pengunjung nanti dan pendapatan PAD desa.
“Kedepan akan dikembangkan lagi seperti tempat jualan makanan untuk menunjang ekonomi masyarakat. Juga beberapa hal yang antara lain Pondok tempat penginapan, Pelabuhan banabout
Pelabuhan penyebrangan ke pulau Kurang lebi 300 meter ke Pulau kecil Mandar, Bar dan pulau Angus yang nantinya juga bisa di kunjungi,” ucapnya Rudison
Lebih jauh Rudison Barahamba mengungkap bahwa dana desa yang digelontorkan akan berfokus pada pembangunan ekonomi masyarakat melalui potensi sumber pendapatan desa.
“Dana desa akan difokuskan pada pembangunan ekonomi rakyat, khususnya melalui wisata mangrove yang dapat menunjang PAD desa juga,”pungkasnya
Sementara itu, Camat Likupang Barat, Swengly Takainginan SP.MM menyebut bahwa meski di tengah situasi pandemi Covid-19, itu bukan sebuah hambatan untuk membuat inovasi yang dapat mengembangkan ekonomi masyarakat. Camat Likbar juga mengapresiasi Hukum Tua Desa Jayakarsa oleh kreativitasnya memanfaatkan sumber potensi pendapatan.
“Kita bisa melihat desa Jayakarsa bahwa pandemi bukanlah hambatan. Ini merupakan tanggungjawab desa mengembangkan ekonomi rakyatnya. Hukum Tua Jayakarsa kreatif sehingga program ini harus butuh dukungan dari seluruh masyarakat” ucap Takainginan
Soal potensi pariwisata, Vikan Manarat, S.Pd sebagai pendamping desa, menguraikan bahwa hal tersebut memerlukan dukungan penuh dan kesiapan dari masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat dan SDM siap, maka akan terjadi geliat ekonomi. Namun itu bukan hal yang mudah karena akan banyak tantangan yang dihadapi kedepan.
“Ini benar-benar membutuhkan dukungan full dari masyarakat. Terkait kesiapan masyarakat, kawasan wisata ini akan banyak pengunjung dari segala penjuru yang datang , buktinya walau pekerjaan belum selesai tapi pengunjung sudah banyak yang datang. Wisata dibangun dengan tujuan agar mampu menggerakkan ekonomi, jika masyarakat tidak siap, justru desa lain akan mengisi kesempatan itu”, jelas Manarat
Diketahui, luas keseluruhan kawasan wisata mangrove ini adalah seluas 25 hektar. Pembangunan taman wisata mangrove ini bersumber pada anggaran dana desa.