BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Kain tenun Koffo merupakan kain tradisional khas Sangihe yang sudah dikenal secara Internasional sejak zaman Hindia-Belanda, bahkan pemerintahan Hindia-Belanda saat itu mendukung pengembangan Koffo. Namun, di akhir tahun 1800an kerajinan kain koffo mulai meredup, dikarenakan masuknya kain dari Negara China yang terbuat dari bahan kapas, dengan harga lebih murah serta kain yang lebih lembut. Akhirnya, kerajinan koffo pun berangsur memudar hingga nyaris punah.
Keberadaan kain tenun koffo yang sudah mulai memudar ini, turut menjadi perhatian serius Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan, untuk mendorong serta membangkitkan kembali kejayaan kain yang berbahan dasar serat pisang abaka ini.
“Maksud kunjungan kami di Sanggar Apapuhang ini, untuk melihat secara langsung para pengrajin kain tenun lokal yaitu Koffo yang dalam beberapa tahun ini keberadaanya sudan mulai memudar,” jelas Tamuntuan, saat meninjau lokasi pembuatan kain tenun koffo di Sanggar Apapuhang, Kampung Lenganeng, Rabu (12/4/2023).
Dikatakan Tamuntuan, dalam rangka melestarikan kerajinan kain tenun koffo yang sarat akan sejarah ini, pemerintah kabupaten Sangihe sudah memberikan pelatihan kepada para pengrajin.
“Kain tenun koffo ini harus ditingkatkan, apalagi kain koffo ini sudah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan HAM RI,” jelas dia.
Langkah lainnya juga, lanjut Tamuntuan, pihak Pemerintah Kabupaten Sangihe, melakukan kerjasama dengan pihak angkasa pura, untuk memamerkan kain koffo di Bandar udara Samratulangi Manado.
“Gambar kain koffo ini sudah kita pajang di Bandara Samratulangi, nantinya setiap pengunjung bandara bisa melihat gambar dari kain koffo ini. Selain itu, untuk tanaman pisang jenis abaka ini juga akan dibudidayakan,” pungkas dia.