Peliput: RONNI ASSA
MINUT, BERITA ONLINE LOKAL – Ada beberapa program Bupati Joune JE Ganda dan Wakil Bupati Kevin W Lotulung (JGKWL) Minahasa Utara, untuk warga pesisir yang belum banyak terekspos. Antara lain seperti upaya meminimalisir dampak bencana di wilayah pesisir Likupang Barat, yang sudah jalan tahun kedua, namun nampak seperti tak perna di publikasikan.
Hal yang ini telah terlihat bagimana Bupati Joune Ganda telah mewujudkan peningkatan dan Perluasan program Pro Rakyat lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Tanggul Pemecah Ombak adalah mimpi masyarakat Desa Bahoi dan Serei Kecamatan Likupang Barat menjadi kenyataan.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan Minut, Jack Y.R Paruntu, menyatakan Diantaranya rogram berupa Pengembangan Daerah Pesisir Tangguh di mana Pemkab Minahasa Utara (Minut) dalam hal ini Bupati Joune Ganda berhasil meyakinkan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sehingga kegiatannya boleh dilaksanakan daerah pesisir di pedesaan.
“Puji Tuhan, program Pengembangan Daerah Pesisir Tangguh yang digagas KKP boleh berlanjut di tahun yang kedua. Dan paling bikin bangga lagi adalah Kabupaten Minahasa Utara merupakan satu-satunya di Indonesia Timur menjadi lokus kegiatan ini. Perlu diketahui program ini bertujuan untuk menata dan meningkatkan kehidupan desa pesisir/nelayan berbasis masyarakat dan memfasilitasi peran dan fungsi masyarakat sebagai agen pembangunan kelautan dan perikanan.
Masyarakat pesisir dianggap sebagai salah satu pemangku kepentingan utama Program Sagarmala dan oleh karena itu, memastikan kesejahteraan sosial-ekonomi mereka sebagai salah satu tujuan utama,” ucap Kepala Dinas Kelautan Perikanan Minut, Jack Y.R Paruntu
Selanjutnya Paruntu menambahkan, ini tidak lepas dari peran Bupati Joune Ganda yang intens melakukan lobi-lobi serta membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini KKP.
“Berkat lobi-lobi yang dilakukan Pak Bupati, program ini boleh berlanjut ke tahun kedua dengan lokasi yang tetap sama yakni di desa Bahoi dan Serei, Kecamatan Likupang Barat.
Bahkan, hebatnya lagi, proyek ini tidak menyentuh APBD sepeser pun. Semuanya murni APBN. Banyak, di antaranya adalah pembangunan tanggul pemecah ombak, drainase hingga sosialisasi tentang cinta ekosistem pantai. Intinya adalah bagaimana memberdayakan potensi ekonomi masyarakat serta meminimalisir dampak bencana bagi warga pesisir seperti air pasang, cuaca ekstrim, abrasi (Pengikisan Pantai) atau bahkan tsunami,” ucap Paruntu akan juga dibangun pondok informasi.
Lebih jauh dia menyebutkan jika terselenggaranya kegiatan yang sepenuhnya melibatkan kelompok masyarakat ini (Bukan swadaya), menjadi bukti jika JGKWL tak pernah tutup mata dengan warga pesisir.
“Bapak (Bupati) tak pernah lupa dengan masyarakat pesisir. Bahkan, selain memberi manfaat jangka panjang, lewat kegiatan ini masyarakat pesisir boleh dapat lapangan pekerjaan, karena semua kegiatan fisik dipercayakan kepada kelompok masyarakat setempat,” sebutnya.
Mantan Hukum Tua Desa Bahoi Daud Dalero menyatakan, sangat berterima kasih atas bantuan dari Bupati Joune Ganda yang membuat mimpi masyarakat menjadi kenyataan, lewat pembuatan tanggul pemecah ombak.
“Selain selain melindungi pemukiman masyarakat juga meningkatkan kehidupan desa pesisir/nelayan berbasis masyarakat. Harapan kami juga dengan lobi pak Bupati di Kementrian Kelautan dan Perikanan ini ada berkelanjutan,” ujar Dalero
Berikut sejumlah kegiatan yang telah direalisasi lewat program Pengembangan Daerah Pesisir Tangguh tahun pertama:
1. Pembangunan Tanggul Akses Wisata [Desa Serei]
2. Pembuatan Jalan Akses Wisata [Desa Serei]
3. Pembangunan Jalur Evakuasi [Desa Bahoi]
4. Pelatihan Pemasaran [Desa Bahoi]
5. Pembangunan Talud Pemecah Ombak [Desa Serei dan Bahoi]
6. Pembangunan Drainase [Desa Serei dan Bahoi]
7. Sosialisasi Cinta Ekosistem Pantai [Desa Serei dan Bahoi]
8. Pemeliharaan Infrastruktur Desa [Desa Serei dan Bahoi]
9. Perbaikan Jalan Tani [Desa Serei] 10.