Pesta Adat Tulude Desa Maliambao, Bertema: Berjalan Bersama Yesus

Peliput: INNOR

MINUT, BERITA ONLINE LOKAL -Tulude berasal dari bahasa Sangihe dari kata “Manulude” yang artinya “menolak”. Saat itu sebuah perahu kecil terbuat dari kayu (tatolang) ditolak/dilepaskan ke tengah laut yang disertai dengan kata-kata atau ucapan bahwa segala sesuatu yang buruk telah dilepaskan ke tengah laut dan telah meninggalkan kehidupan manusia, dengan kata lain yaitu sebagai penolak bala. Masyarakat etnis Sangihe dan Talaud dan Sitaro bukan hanya merayakan upacara ini di daerah mereka, akan tetapi sampai di daerah-daerah perantauan, termasuk Masyarakat Desa Maliambao yang stiap tahun diadakan pesta adat Tulude budaya peninggalan leluhur mereka. Maksud dan tujuan pelaksanaan upacara ini yaitu sebagai media bersyukur pada Tuhan YME atas anugerah kehidupan di tahun yang lalu dan menerima kehidupan di tahun yang baru serta selalu diridhoi Tuhan.

Pesta Adat Tulude Desa Maliambao, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, melaksanakan pergelaran pesta adat Tulude Bertema “Berjalan Bersama Yesus”.
Sebagai Hukum Tua Wasti Kainage,
mengatakan Tulude kaya akan nilai serta manfaat religius, persaudaraan, pelestarian budaya dan pembangunan iman spiritual sehingga harus terus dijaga eksistensinya, agar dapat terus memberi manfaat bagi seluruh masyarakat yang ada di desa Maliambao.

“Upacara adat Tulude, jangan kita jadikan ajang seremoni saja. Namun didalamnya banyak makna yang akan diperoleh dalam kehidupan sehari hari. Dimana dalam Tulude, kita ajak untuk senantiasa mejaga hubungan antara sesama manusia dan mengingatkan diri kita kepada sang pencipta, dan inilah ajakan Tulude yang harus kita implementasikan dalam hidup bermasyarakat,” ujarnya

Melalui perayaan Upacara Adat Tulude ini, kita perkuat persatuan dan kesatuan, melestarikan lingkungan hidup, bersama-sama berpartisipasi dalam pembangunan di Desa Maliambao yang kita cintai ini dan mengajak kita semua untuk terus mendukung program, visi dan misi Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dibawah kepemimpinan Bupati Joune Ganda, S.E., MAP., MM., M.Si. dan Wakil Bupati Kevin William Lotulung, S.H., M.H., untuk mewujudkan Kabupaten Minahasa Utara Hebat dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, kepada kita semua yang bersatu, bersama-sama menyukseskan terselenggaranya Pesta Rakyat Upacara Adat Tulude ini”, ungkap Hukum Tua Desa Maliambao, Wasti Kainage

Ketua Panitia Tulude, Martina Derek mengatakan, “Pesta Adat Tulude adalah budaya warisan leluhur yang perlu terus di lestarikan. Pesta Adat Tulude ini digelar pada awal tahun, dimana masyarakat boleh mengucap syukur kepada Tuhan, bersyukur sepanjang tahun sudah diberikan kesehatan, kekuatan, dijauhkan dari segala bencana dan diberikan berkat melimpah.

Mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan masyarakat Desa Maliambao atas kepercayaan dan kerjasama semua pihak sehingga penyelenggaraan Pesta Rakyat Upacara Adat Tulude dapat terlaksana dengan baik”, kata Ketua Panitia Tulude, Martina Derek.

Juanda Tapahing menyatakan Mayore Labo yang harus memotong kue Tamo saat upacara Tulude. Kue Tamo memiliki arti yang dalam, dalam bahasa bahasa daerah Sanger disebut, Tundu aha I mehengkeng nusa, onto I olohiwu yang berarti Tamo adalah kue adat yang di buat oleh leluhur yang diwariskan bagi anak cucu temurun. Karena anggun dan beribawahnya maka Tamo disebut Datung Kaeng atau Raja Makanan.

“Saking sakralnya Kue Tamo bagi leluhur Sanger untuk prosesi pemotongan kue yang paham adat dan budaya Sanger, potongan pertamanya tidak bisa diberikan sembarang orang,” ucap Tapahing dikenal Mayore Labo Minahasa Utara.