Bawaslu RI Resmikan Desa Kaima Minut Sebagai Pelopor Desa Sadar Demokrasi di Sulut

BERITAONLINELOKAL– Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia menjadikan Desa Kaima Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara (Minut) sebagai desa pelopor “Desa Sadar Demokrasi” pertama di provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Peresmian Desa Sadar Demokrasi ini dilakukan oleh Koordinator Divisi Hukum, Humas, Data dan Informasi Bawaslu RI Fritz Edward Siregar, didampingi Ketua Bawaslu Sulut, Herwyn Jefler Malonda, anggota Bawaslu Sulut Supriyadi Pangellu dan Awaludin Umbola, serta Ketua Bawaslu Minut, Simon Awuy dan anggota Rahman Ismail di kantor desa Kaima, Sabtu (22/08)

“Atas nama lembaga Bawaslu RI, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemerintah desa yang punya komitmen untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki. Jauh dari politik uang, intimidasi, hoax, perpecahan. Harapannya komitmen ini bisa diikuti oleh seluruh masyarakat di desa Kaima dan Minut pada umumnya secara konsisten,” ungkap Fritz.

Fritz berharap apa yang dilakukan oleh desa Kaima ini menular ke desa-desa lainnya di kecamatan Kauditan, juga ke seluruh desa se kabupaten Minahasa Utara, bahkan seluruh desa se provinsi Sulut maupun secara nasional. “Semoga dengan kesadaran ini akan lahir pemimpin daerah yang berkualitas dan punya komitmen mensejahterakan rakyat di daerahnya,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Sulut DR. Herwyn Jefler Malonda dalam sambutannya mengaku sangat terharu dengan komitmen para tua-tua adat desa Kaima yang konsisten mempertahankan adat istiadat suku Minahasa, termasuk kesadaran untuk membangun demokrasi di wilayah Minahasa Utara, melalui program desa sadar demokrasi.

“Ditengah pesismisme sebagian orang akan demokrasi ideal, di Minahasa Utara ternyata ada desa yang punya semangat optimis mewujudkan desa sadar demokrasi. Kami berharap dengan cara ini, kualitas Pemilu kepala daerah akan jauh lebih baik sehingga dapat melahirkan pemimpin terbaik,” ujar Malonda.

Ketua Bawaslu Minut Simon Awuy mengatakan, terpilihnya Desa Kaima karena kesiapan serta komitmen pemerintah dan masyarakat desa yang ingin melahirkan Pilkada berkualitas.

“Desa Kaima ini merupakan salah satu desa yang paling siap untuk menjadikan desanya sebagai kawasan sadar demokrasi, dan ini tidak sekedar sebuah slogan tetapi bentuk komitmen Pemerintah Desa, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan seluruh masyarakat dalam mewujudkan Pilkada yang jujur adir dan bermartabat,” katanya.