Puisi Wanita Asal Bitung Ini Bikin Netizen Terharu

BERITA ONLINE LOKAL, BITUNG – Di tengah pandemi corona, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan. Pemerintah telah memberikan beberapa imbauan terkait upaya pencegahan penularan virus tersebut. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun merasakan dampak dari pandemi ini.

Terkait dengan hal tersebut, tak heran berbagai ungkapan perasaan warga yang dicurahkan dalam bentuk cerpen maupun puisi juga menghiasi media sosial.

Hal ini dibuktikan salah satu pemilik akun bernama Vereonika Devilia Imanuel Tindige yang diketahui warga Bitung, Sulawesi Utara mengungkapkan suara hatinya di salah satu grup facebook, yakni konsultasi pelayanan publik Pemkot Bitung, Senin (19/7/2021).

“Saya hanya ingin menyalurkan bakat, dengan harapan semoga kita semua rakyat Indonesia tercinta bisa melihat kebenaran atau ketidakbenaran !! Ada 2 alasan kenapa Tuhan menciptakan logika dengan perasaan itu secara terpisah ? karena jika ingin menguji sebuah kebenaran hendaklah memakai logika dan memakai perasaan. Semoga pesan moril dari coretan jemari kecilku ini bisa tersampaikan dengan baik dan tepat,” tulis Vereonika di dinding grup tersebut.

Adapun puisi tersebut yang ditulis Vereonika tentang kondisi saat ini. Berikut ulasan lengkapnya :

“Selami dan Resapi”

Resah menggadu tangisan memilu
Ketika nama itu telah muncul
Berlari menari ciptakan pilu
Ratusan rebah ribuan terpukul

Sekian-sekian jiwa berguguran
Kau ciptakan dunia kuburan
Kau renggut setiap senyuman
Merampas merebut bagai siluman

Resah iya kami resah
Gelisah kami memang gelisah
Kehilangan kami sudah kehilangan
Semuanya memanglah sedang kemalangan

Rasanya asah sudah diujung
Santun jiwa tak lagi dijunjung
Memikul beban raga terbujur
Semua diam tak mau jujur

Menangis merintih lalu membisu
Itulah yang kami rasakan
Kanan meragu kiri terpaksa kan
Mungkinkah semua ini hanyalah isu

Kau tunggangi tahta berkuasa
Kau manfaati topeng mulia
Rata-rata kami tak kuasa
Menghalang melucuti takut sia-sia

“C”ara kamu memang hebat
“O”mongannya nyata bukan isapan
“R”aga demi raga tumbang melebat
“O”lehnya virus bukan senapan
“N”amun kami coba bertahan
“A”ngan impian tergenggam erat
“1”doa awal tindakan
“9”adalah kesempurnaan yang terjerat

Belum lelahkah kakimu berlari
Belum puaskah kau menari
Air mata kami mulai mengering
Tinggallah sebutir nasi di piring

Wahai dunianya si penguasa
Dikau dia kalian berkuasa
Mata ini sudah melihat
Yang Maha Kuasa ikut melihat

Hentikanlah tamatkanlah cerita ini
Andaikan ini hanyalah sandiwara
Bergelutlah bertekunlah pecahkan ini
Jika ini bukan sandiwara

Kami merindu hidup yang dulu
Sebelum kau berjaya berapi-api
Adakah salah kini dan dahulu
Tolong jawab Selami dan Resapi

Diketahui, unggahan puisi Vereonika tersebut membuat para netizen terharu, buktinya kini telah disukai dengan dihiasi ratusan komentar dari pengguna facebook.