Paulus Pangau : Tiga Konsep Solusi Cara Meningkatkan Hasil Pertanian di Sulawesi Utara

Manado, Berita Online Lokal. Com- Pengamat pembangunan Sulut, Paulus Pangau secara terbuka, Rabu (11/9/2024) kepada awak media berbagi konsep pemikiran yang menjadi solusi dalam meningkatkan hasil pertanian di Sulut.

Menurutnya, pengembangan sektor pertanian di Provinsi Sulawesi Utara menghadapi sejumlah tantangan serius, termasuk lahan tidur yang tidak terkelola dengan baik akibat tingginya harga pupuk dan kekurangan tenaga kerja tani.

Dan masalah ini sering kali menyebabkan hasil panen yang tidak memenuhi harapan petani.

Olehnya Paulus Pangau pengamat pembangunan Sulut merasa terpanggil untuk mengusulkan beberapa solusi strategis mengatasi masalah tersebut:

1. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) yang efektif khususnya pada jalur bendungan dan sumber air, harus dikelola secara optimal oleh mantri air, sehingga irigasi dapat dilakukan dengan efisien. Sebab pengelolaan air yang baik, maka diharapkan dapat mendukung produktivitas lahan pertanian dan meningkatkan hasil panen.

2. Membangkitkan Semangat Gotong Royong dan masyarakat perlu untuk kembali menghidupkan semangat gotong royong, terutama dalam pengelolaan hasil pertanian. Contoh, pembuatan arisan sebagai sarana untuk memfasilitasi kolaborasi dalam pengelolaan hasil tani dan ini tidak hanya akan mengurangi beban individu, tetapi juga meningkatkan hasil kerja kolektif. Cara ini adalah nilai yang terbukti berharga, seperti yang terlihat dari kisah masa lalu banyak anak petani yang sukses meraih gelar doktor dan profesor, berkat kerja keras dan gotong royong dalam mengelola pertanian, seperti menanam bibit kelapa, pohon ketan, dan cengkeh.

3. Subsidi Pupuk adalah cara untuk mengatasi masalah harga pupuk yang tinggi dan pemerintah harus tampil memberikan subsidi pupuk secara gratis kepada petani yang benar-benar memiliki lahan pertanian. Disarankan agar kiranya pemberian subsidi pupuk ini diprioritaskan bagi petani yang benar-benar membutuhkan dan memanfaatkan untuk lahan pertanian, sehingga bantuan subsidi tidak disalahgunakan dan tepat sasaran.

“Dengan implementasi langkah-langkah ini, diharapkan masalah pertanian di Sulawesi Utara dapat diatasi secara efektif. Hasil panen dapat meningkat dan kesejahteraan petani dapat terjamin,”ucap Pangau.

Menariknya dari solusi yang diberikan oleh pengamat Paulus Pangau, mengingatkan kita pada sosok salah satu mantan Gubernur Sulut Mayjen (Purn) Willy Ghayus Alexander Lasut (21 Juni 1978 sampai 20 Oktober 1979) yang dikenal sebagai tokoh yang telah mensejahterakan rakyat Sulut lewat hasil pertanian cengkih dan kopra dengan harga yang tinggi.

Sejarah mencatat, dimana kakak dari pahlawan nasional Arie Lasut ini saat menjadi Gubernur Sulut, acap kali mengambil keputusan yang bertentangan dengan pemerintah pusat hanya karena untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Sulut.

Salah satu contoh, ketika Willy Lasut menetapkan harga cengkih menjadi Rp. 17.500, saat itu kehidupan ekonomi petani sejahtera sehingga dapat mensekolahkan anak sampai ditingkat perguruan tinggi.

Yang menjadi pertanyaan, adakah sosok calon pemimpin Sulut yang seperti Welly Lasut ? Kita berharap, ke depan Sulut akan melahirkan sosok pemimpin yang peduli dengan kesejahteraan petani. (JoTam)