BERITA ONLINE LOKAL, SANGIHE – Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sangihe makin meningkat, dimana sesuai data dari Dinas Kesehatan Daerah Kepulauan Sangihe, jumlah warga yang terinfeksi virus DBD capai 48 kasus dalam kurun waktu hampir dua bulan di tahun 2022 ini.
“Tercatat ada sebanyak 48 kasus DBD, dimana bulan Januari 2022 ada 39 kasus, anak-anak 34 kasus dua diantaranya meninggal dan dewasa ada 5 kasus. Untuk bulan Februari 2022 bertambah 9 kasus, total keseluruhan 48 kasus,” urai Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kepulauan Sangihe, dr Handry Pasandaran, saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Jumat (11/2/2022).
Pasandaran menjelaskan, vektor utama dalam penyebaran virus dengue adalah nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
“Nyamuk ini tempat perindukannya pada air yang tergenang atau air yang ditampung di rumah-rumah penduduk. Nah, disana jentik-jentik nyamuknya hidup dan bertumbuh menjadi nyamuk dewasa, kemudian menularkan virus DBD lewat gigitan di permukaan kulit,” jelas dia.
Lanjut dia, karena vektor penularnya adalah nyamuk dan agar kasus DBD ini bisa terkendali atau menurun, solusinya hanya satu yaitu upaya menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri serta keluarga dengan menggalakkan 3M plus.
“Kuncinya adalah upaya kebersihan lingkungan disekitar kita tinggal, itu bisa dilakukan per individu, per keluarga atau per kelompok masyarakat. Ini yang paling efektif sebagai upaya secara preventif mencegah peningkatan dan penyebaraluasan DBD,” ungkap Pasandaran.
Lanjut dia lagi, terkait fogging itu dilaksanakan di lokasi yang sudah terkonfirmasi adanya penyebaran DBD dengan jumlah signifikan. Fogging ini tujuannya untuk memberantas nyamuk dewasa.
“Untuk mempercepat dalam waktu singkat supaya daerah-daerah yang jumlah kasusnya banyak, disitu kita lakukan fogging untuk mematikan nyamuk-nyamuk dewasa ini. Namun, Fogging ini hanya sementara dan sekali lagi lagi fogging tidak bisa membunuh jentik nyamuk, yang harus dilakukan adalah 3M plus,” pungkas dia.