BERITA ONLINE LOKAL, BITUNG – Ditunjuknya Kota Bitung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai Kota urutan ke-35 di Indonesia dalam daftar kabupaten/kota yang terpilih melaksanakan Program Gerakan Menuju Kota Cerdas (smart city) membuat langkah kerja cepat harus dilakukan pemerintahan Maurits Mantiri dan Hengky Honandar dengan menyusun masterplan smart city.
“Langkah cepat harus dilakukan untuk pemkot Bitung guna menyusun Master plan smart city, dan sebenarnya masterplannya sudah ada apalagi visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota adalah kota digital sehingga jika terjadi penambahan atau perubahan dalam master plan itu hanya sedikit,” ucap Ketua Tim Teknis Bitung Kota Digital, Ir. Rudy Theno, S.T., M.T, Jumat (7/1/2022).
Malahan menurut Rudy, Kota Bitung sudah mempersiapkannya jauh hari. “Tahun lalu kita sudah membentuk dewan dan tim teknis digital yang nantinya akan mendorong percepatan Bitung menjadi kota cerdas,” bebernya.
Ia mengutip pernyataan dari Menteri Kominfo, jika smart city yang dimaksud bukanlah melulu soal teknologi. “Smart City itu bukan berarti membeli teknologi, komputer atau aplikasi, melainkan melayani masyarakat dengan lebih baik. Fokusnya adalah bagaimana kita mengubah proses bisnis dan tata cara pemerintah daerah dalam melayani. Sedangkan jaringan, tekonologi, aplikasi itu hanya enabler atau pendukung,” jelas Rudy yang juga menjabat Kepala Dinas PUPR Kota Bitung.
Rudy pun mencontohkan salah satu keunggulan dari kota cerdas adalah mendorong agar masyarakat tidak lagi mengunakan uang tunai atau cashless.
“Sedangkan soal teknologi apa yang ingin dipakai, pemkot harus punya keberanian mendorong dunia usaha dan masyarakat untuk menggunakan teknologi-teknologi seperti QR code, e-banking, dan e-wallet,’ dalam setiap transaksinya,” ujarnya.
Rudy menambahkan bahwa turunan dari kota cerdas tersebut adalah smart village atau kelurahan cerdas guna membangun desa dan kawasan yang cerdas.
“Ada enam hal yang harus dilakukan, yakni mengembangkan brand desa sebagai motivasi dengan menciptakan potensi lokal berkelas global, terwujudnya hunian yang sehat untuk menghasilkan keluarga yang bahagia, sehat, dan cerdas, membangun tata lingkungan desa dan kawasan yang cerdas dan dikelola dengan baik dalam harmoni, merubah bencana menjadi manfaat,” tuturnya.
“Selain itu, membangun sistem penyelenggara administrasi pemerintahan yang cerdas, pengembangan tata kemasyarakatan yang harmonis, cerdas, guyub, bahagia; dan terakhir tata ekonomi masyarakat desa yang tangguh, cerdas, dan sejahtera serta mengembangkan tatanan ekonomi yang kemasyarakat dan badan usaha yang tangguh,” tambah Rudy.