BERITA ONLINE LOKAL, TOMOHON–Kegiatan bertajuk Musyawarah Budaya Tombulu se Tomohon Barat bertempat di Cafe n Resto Welu, Kelurahan Woloan satu Utara, Kamis (06/07/2023).
Kegiatan bertemakan pelestarian bahasa Tombulu digagas Camat Kecamatan Tomohon Barat Rooselvelty Kapoh SH.
Dengan kegiatan ini menggandeng para tokoh masyarakat, Akademisi dari Pusat Penerjemah Alkitab, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Budayawan, Pemerhati Budaya dan Pelaku Budaya.
Dengan menitikberatkan pada kata ‘musyawarah,’ jalannya kegiatan tidak menggunakan metode one way communication, sebaliknya dialog frontal, membuka ruang bagi peserta berpartisipasi aktif.
Dikatakan Camat Roosevelty Kapoh, dasar pelaksanaan kegiatan lebih pada kerinduan melestarikan budaya Tombulu, khususnya bahasa yang mulai mengalami reduksi seiring dengan perkembangan saman.
Semua peserta, kata Kapoh, diberikan ruang untuk turut menelorkan ide – ide dan gagasan dalam rangka menjaga dan melestarikan budaya Tombulu di tengah hantaman modernisasi saat ini.
Sebagai wilayah yang masih sangat kental dengan tradisi Tombulu, Kapoh berharap, dunia pendidikan harus tetap mengedepankan muatan lokal (Mulok) dengan memasukan Bahasa Tombulu sebagai bahan pelajaran di sekolah.
Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan demi menjaga kelestarian budaya Tombulu.
“Bisa dengan menggunakan bahasa Tombulu di setiap momen suka maupun duka, mengadakan buku – buku cerita rakyat menggunakan bahasa Tombulu, eksis menyelenggarakan kegiatan atau lomba seperti taria Kabasaran Musik Kolintang, pidato bahasa Tombulu, Musik Bambu serta kegiatan – kegiatan lain yang bercorak adat dan budaya Tombulu,” papar Kapoh.
Ia pun sangat mengapresiasi para peserta yang tak lain para pemuka adat se- Tomohon Barat yang rela hadir dan memberikan banyak gagasan bernilai bagi kelangsungan budaya dan Bahasa Tombulu.
Turut hadir Direktur Pusat Penerjemahan Alkitab Ayu Suwandi, konsultan PPA untuk penerjemahan organisasi Marnix Riupassa, linguistik dari Universitas Oregon USA, Phd Linguistik dari Universitas Leiden Belanda dan pelayanan saat ini sebagai koordinator program Yayasan Sulinama Johny Tjia MA, Wakil Direktur Pusat penerjemahan Alkitab Jemi Rompis, fasilitator tim Tombulu Pdt Audi Sewow, Fasilitator Tim Tonsea Viani Wilar, fasilitator tim Tondano Reita Makal, fasilitator tim Tontemboan pendeta Rafli Kambey, fasilitator Tim Manado Eva Tulong, Tim Penerjemahan Bahasa Tombulu Sania Kaparang, Tim IT Pusat Penerjemahan Alkitab Mat manger konsultan pengembangan seni dan budaya. (*/Hendro)